Logo IKADU Mesir

IKADU MESIR

Ikatan Keluarga Daarul Ukhuwwah Mesir

Buka Bersama IKADU Mesir

Menapaki Jejak Sejarah, Mempererat Ukhuwwah di Kota Iskandariyah.

Reporter: Arina Husna Nabila - 25 Juni 2025

Usai rangkaian ujian panjang yang menguras pikiran dan tenaga, tibalah waktunya untuk sejenak menghela napas dan menyegarkan jiwa. Pada hari Rabu, 25 Juni 2025, Divisi Keputrian Kabinet Sarif mengadakan rihlah bersama IKADU PI menuju Alexandria—kota tua nan elok yang menyimpan sejarah peradaban dan panorama memukau di tiap sudutnya. Lautan membiru, langit menjingga, dan bangunan bersejarah menjadi saksi bisu sebuah perjalanan yang tak sekadar senang-senang, melainkan tadabbur,dan cerita yang selalu terkenang.

Dengan menggunakan satu bus, sebanyak 45 peserta rombongan berangkat dari titik kumpul Sekretariat IKADU sekitar pukul 06.00 pagi. Perjalanan dibuka dengan doa bersama dan kuis ringan dari pemandu wisata Historian Place, yang mana menambah semangat peserta dalam menapaki jejak peradaban. Tiga jam lebih menikmati perjalanan, tibalah akhirnya di Iskandariyah, kota yang pernah menjadi pusat dunia, dibangun oleh sosok legendaris, Alexander the Great.

Destinasi pertama dimulai dari Istana Raja Faruq atau kerap disebut Montaza Palace, warisan megah dari masa kerajaan yang memikat semua mata yang memandangnya. Perjalanan dilanjutkan menuju Perpustakaan Alexandria, tempat pengetahuan yang menjadi salah satu perpustakaan terbesar dan paling ikonik di dunia. Kemudian beranjak ke benteng Qaitbay yang terletak di tepi laut, tempat kokoh yang membawa nuansa sejarah nan kental. Angin laut menyapa wajah, dan debur ombak bersenandung lirih saat peserta menaiki kapal, menanti matahari perlahan tenggelam. Tak lupa, kunjungan singkat ke Masjid Imam Bushiri. Kemudian senja ditutup syahdu dengan pemandangan sunset dari tepi Pantai Qaitbay.

Tak hanya menjadi pelepas lelah, namun di tengah perjalanan, Ustadz Muhammad Naufal menyampaikan hikmah seputar sejarah Islam, nilai-nilai peradaban, dan pelajaran berharga dari warisan budaya nenek moyang. Dengan tutur indah tapi ringan dan sederhana, beliau menjadikan rihlah ini lebih berwarna.

Perjalanan kembali ke Kairo dari pukul 20.00 malam waktu setempat, walaupun meninggalkan kota cantik ini rasanya sangat berat. Perjalanan pulang di tutup dengan pertanyaan-pertanyaan seputar sejarah dan juga doorprize asik dan meriah. Menjadikan momen dan kenangan rihlah kali ini menjadi luar biasa.

Semoga perjalanan ini tak hanya tercetak dalam album galeri, tetapi juga terpatri dalam hati. Terima kasih banyak untuk seluruh panitia, peserta, dan semua pihak yang telah membantu menyukseskan acara ini. Semoga menjadi pengalaman yang berkesan, penyegar setelah rentetan ujian, dan penguat ukhuwah dalam perjuangan menuntut ilmu di negeri para nabi.

← Kembali